بسم الله الرحمن الرحيم
Teringat saya dengan pertanyaan seorang sahabat yang bertanya ketika saya ditimpa musibah. Sedih? Jawapan saya? Oh sahabat! Sudah pasti itu perasaan yang menjengah rasa di saat jiwa teruji, cepat saja saya mengomel dalam hati, ’itu (rasa sedih, pedih dan yang sewaktu dengannya) sudah mesti, takkan gembira’, saya merengus kecil tapi masih dalam nada bersopan, hem. Adakah insan-insan yang gembira bila mereka di timpa musibah? Yang kadang-kadang menggetar jiwa, menguji iman.
Kata sahabat saya tadi, berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus yang dimiliki orang-orang mukmin, yang memiliki keimanan mendalam, yang mampu melihat kekuasaan Allah dan yang dekat dengan-Nya. Ada rahsia dan nikmat penting jika kita berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada Allah bermakna menyandarkan diri dan takdir kita dengan bersungguh-sungguh kepada-Nya.
Allah menciptakan makhluk bernyawa dan tidak bernyawa atas tujuan tersendiri- Matahari, bulan, lautan, debu, saat kematian, saat jatuhnya sehelai daun, saat buah limau membusuk hatta saat tajuk proposal di tolak (yang ini tiada kaitan dengan masalah saya, hanya cebisan sahaja n_n)- pendek kata semua peristiwa yang remeh mahu pun yang penting, segalanya tersimpan di dalam kitab Allah.
Orang yang beriman meyakini bahawa takdir yang diciptakan oleh Allah adalah yang terbaik bagi mereka. Mereka mengetahui bahawa setiap cubaan yang diberikan sesuai dengan tujuan ilahiyah dan terdapat kebaikan dalam apa sahaja diciptakan oleh Allah.
Misalnya bila diserang penyakit, kerja yang banyak, menghadapi tuduhan palsu padahal dia tidak bersalah atau mengalami peristiwa yang mengerikan, itu semua tidak mengubah keimanan orang yang beriman, bahkan mereka akan sabar dan bertawakkal kepada Allah atas takdir yang Dia ciptakan.
Sahabat saya tadi membacakan mafhum (makna) ayat al-quran bahawa, ” Dia mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”(Q.S Aali ‘lmran: 159) . Rasulullah s.a.w turut menyatakan: “Tidaklah beriman seorang hamba Allah hingga dia percaya kepada takdir yang baik dan buruk, dan mengetahui bahawa dia tidak dapat menolak apa saja yang menimpanya (baik dan buruk), dan ia tidak dapat terkena apa saja yang dijauhkan daripadanya (baik dan buruk).”
Erk, mampukah? . Jawab sahabat tadi ,’Sedih? Chest la vie. Titik .
p/s: Chest la vie = beginilah kehidupan (lebih kurang maksudnya)
Bahasa? Mungkin LATIN.
No comments:
Post a Comment